Dari ilmu kedokteran, semua pria mempunyai hormonal wanita (sebaliknya), dan jumlahnya dalam tubuh itu sangat sangat kecil. Namun pada pria feminim, hormon kewanitaannya cenderung tinggi, sehingga dapat mengendalikan perilaku seksnya baik disadari ataupun tidak.
Sejatinya setiap manusia itu pasti saling mengagumi diantara sesamanya, baik itu pria ke wanita, atau sebaliknya, atau wanita ke wanita, atau pria ke pria. Hal yang sangat normal ketika seseorang mengagumi karakter, prestasi ataupun fisik seseorang lainnya. Pria hetero di gym mengagumi fisik teman prianya yang jauh lebih sixpack untuk dijadikan motifasi bagi dirinya. Namun pria feminim berbeda dalam cara mengaguminya, yaitu ada unsur ketertarikan secara seksual, baik itu sangat kecil ataupun dominan.
Tapi dari semua itu, seseorang tidak bisa dikatakan homo atau gay sebelum melakukan kegiatan sesama jenisnya. Jika ada pria feminim yang benar-benar belum melakukan hubungan sejenis, maka dia termasuk dalam kategori POTENSIAL gay. Menurut Lewin, minat terhadap sesama jenis untuk pria feminim akan terus ada seumur hidupnya, mengingat hormonal yang akan terus diprosudksi selama hidupnya. Kecuali pria kemayu tersebut sudah meninggal dan belum sekalipun berbprilaku sesama jenis, maka dia baru bisa dikatakan BUKAN gay.
No comments:
Post a Comment