Di 2015 ini, dunia digemparkan dengan dilegalkannya pernikahan sesama jenis di Amerika Serikat menyusul 20 negara lainnya yang sudah terlebih dahulu melegalkannya seperti Belanda dan Kanada. Bagaimana tidak disambut dengan meriah, Amerika adalah negara dengan populasi LGBT terbanyak di dunia. 26 juta pengguna Facebook di Amerika pun ramai-ramai memasang foto profil mereka yang dibubuhi efek pelangi sebagai simbol kemerdekaan mereka mengekspresikan orientasinya. Tak tanggung-tanggung, 6 juta pengguna Facebook Indonesia pun melakukan hal yang sama. Hal ini turut mengejutkan pemerintah lewat lembaga-lembaga sosialnya yang mulai ramai membahas masalah LGBT di Indonesia.
Itu baru hitung-hitungan dari sosial media, jauh dibelakang itu, beberapa lembaga survey independen dalam maupun luar negri menyebutkan bahwa Indonesia punya 3% LGBT. Berarti dari 250 juta penduduk kita 7,5 jutanya adalah LGBT. Aatau lebih sederhananya dari 100 orang yang berkumpul di suatu tempat, 3 diantaranya pastilah LGBT.
Republika.co.id bahkan pernah menulis artikel yang berjudul "Jakarta Darurat Gay". Ya, Jakarta adalah kota yang menyumbang angka LGBT terbanyak. Khusus untuk Gay, Jakarta telah mendata ada sekitar 5000 Gay disana. "Itupun yang terdata, selebihnya bisa dua-tiga kali lipat", ujar dinas terkait. Tak tanggung-tanggung, seperti yang dilaporkan Kompas.com 9,7 % diantara 5000-an gay tersebut terinfeksi HIV. Mengerikan.
Para ilmuwan menyakini ada 10% populasi LGBT di seluruh dunia. Itu berarti ada 750 juta dari 7,5 milyar populasi manusia di seluruh dunia. Jumlah itu hampir 3 kali lipat penduduk Indonesia. Itu diukur dari kemungkinan potensi secara genetik. Ada yang ter-ekspresikan dan ada juga yang tidak. Faktor selanjutnya yang menentukan adalah lingkungan, jika pun dalam gen nya mengandung unsur LGBT, tapi ia hidup di lingkungan kondusif dan terisolir dari hal-hal berbau menyimpang, maka kemungkinan besar ia akan berperilaku normal. Itulah kenapa Amerika menjadi negara no 1 dalam urusan ini, karena lingkungan mereka sangat mendukung untuk memupuk kegiatan yang menyimpang.
No comments:
Post a Comment